Roda Gilaz, Jawa Tengah – Meroketnya hargai komoditas
cabai di sejumlah daerah di Indonesia, sejak Tahun Baru 2017 membuat berbagai
kalangan geram. Pemerintah dianggap telah gagal mengendalikan harga, hingga
membuat masyarakat kelimpungan.
Pasalnya harga
cabai meroket hingga mencapai Rp 200 ribu per kilogram. Dengan kondisi ini
pemerintah diminta tak hanya diam dan menutup mata.
foto : liputan6.com |
Hingga Selasa
(10/1/2017), di sejumlah pasar tradisonal di Jateng, komoditi cabai bahkan
menyentuh angka Rp 100 ribu/kg. Di kota Solo misalnya, harga cabai naik 400
persen dibanding dengan kondisi normal sebagai dampak menurunnya pasokan saat
musim hujan.
Di Pasar
Kleco Solo, Senin, harga cabai rawit warna merah dijual mencapai Rp100 ribu per
kilogram, cabai keriting merah Rp30 ribu/kg, dan rawit hijau Rp50 ribu/kg. Anggota
Komisi B DPRD Jawa Tengah Ikhsan Mustofa mendesak pemerintah untuk segera melakukan
tindakan strategis, untuk mengendalikan harga cabai.
“Kalau ada
pembiaran harga cabai yang naik, masyarakat semakin panic. Karena baru awal
tahun, harga cabai ditambah harga bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan rumah
tangga naik drastis, maka kami berharap ada upaya segera dari pemerintah untuk
mengantisipasi hal ini, pemerintah harus hadir menjadi solusi, sifatnya
mendesak,” katanya di Semarang, Selasa (10/1/2017).
Pihaknya juga
menyayangkan lambannya penanganan pemerintah mengendalikan harga. Bahkan Ikhsan
cukup kecewa dengan Kementerian Perdagangan yang berencana tak akan melakukan
intervensi harga cabai.
Diketahui,
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita baru-baru ini mengatakan tak
akan melakukan intervensi harga cabai. Mendag pun tak bisa menjamin harga cabai
bisa turun dalam waktu dekat. Menurutnya, tak akan ada operasi pasar untuk
menekan tingginya harga cabai.
"Memang
ini terlalu lambat penanganannya, kalau dilakukan oleh pemerintah sesegera
mungkin tidak separah ini dan bisa ditekan di bawah angka Rp 100.000 per kg,
tetapi ini karena sudah terlambat," ujarnya.
Iksan Mustofa, Anggota Komisi B DPRD Jateng. (istimewa) |
Pemerintah,
kata Ikhsan, harus segera melakukan langkah konkrit untuk kembali menstabilkan
harga cabai di pasaran. Bukan mencari pembenaran dan sibuk mencari alasan,
seperti yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang menyebut faktor
hujan menjadi penyebab kenaikan harga cabai.
“Mungkin
saja itu jadi salah satu faktor, tapi tidak elegan kiranya jika pemerintah
seakan-akan menyalahkan faktor musim sebagai penyebabnya. Sehingga alangkah
lebih baik pemerintah melakukan upaya pengendalian, sebagai contoh menyediakan
bibit cabai untuk masyarakat untuk ditanam di rumah, atau bisa melakukan
operasi pasar sebagai upaya pengendalian harga,” jelasnya.
Selain
berharap kehadiran pemerintah, Ikhsan juga menyarankan masyarakat yang
keberatan dengan kenaikan harga cabai untuk mulai melakukan pemanfaatan lahan
rumah dengan menanam cabai sendiri dan mengonsumsi cabai kering.
“Hal yang
cukup penting bagi masyarakat adalah dengan pemanfaatan lahan dan pekarangan
rumah dengan menanam cabai sendiri, karena dengan begitu masyarakat tetap
bisa mengkonsumsinya dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga, selan itu
bisa juga dengan mengonsumsi cabai kering,” ungkapnya. (*)
0 comments:
Post a Comment